UN COP28 Dubai Agenda Pertemuan Tahunan Membahas Krisis Iklim
UN COP28 Dubai merupakan agenda tahunan dari organisasi PBB yang khusus membahas tentang perubahan iklim dunia. Tahun ini, agenda COP dilaksanakan di Dubai, Uni Emirat Arab mulai tanggal 30 November sampai 12 Desember 2023. Agenda tahunan ini akan dihadiri oleh para kepala Negara dari berbagai Negara yang bergabung dalam PBB. Berikut beberapa poin penting dari penyelenggaraannya tahun 2023 ini.
Tentang Konferensi Perubahan Iklim UN COP28 Dubai
COP menjadi wadah berkumpulnya para delegasi Negara anggota PBB untuk menyepakati cara-cara mengatasi krisis iklim. Salah satu fokusnya adalah membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius. Selain itu juga membantu komunitas rentan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, dan mencapai net-zero emisi pada tahun 2050.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 70.000 delegasi termasuk negara anggota Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). UN COP28 Dubai juga dihadiri oleh para pemimpin dunia usaha, generasi muda, ilmuwan iklim, Masyarakat Adat, jurnalis, dan berbagai pakar. Conference of the Parties (COP) UNFCCC ke-28 ini sangat penting karena merupakan evaluasi dari Perjanjian Perubahan Iklim Paris.
Perjanjian tersebut telah dinegosiasikan dan disepakati selama beberapa tahun terakhir. COP tahun ini adalah tentang implementasi Perjanjian dan meningkatkan ambisi serta tindakan. Yaitu menekankan bahwa emisi gas rumah kaca perlu dikurangi sebesar 43% pada tahun 2030. Pembatasan kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius sangat penting untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim.
Dampak buruk tersebut termasuk kekeringan yang lebih parah, gelombang panas, dan curah hujan. UN COP 28 Dubai juga merupakan kesempatan mengidentifikasi solusi global. Diantanya menginformasikan persiapan negara-negara untuk lebih berkontribusi terhadap rencana iklim nasional yang jatuh tempo pada tahun 2025.
Apa yang Dibahas dalam UN COP28 Dubai
Agenda tahunan PBB ini memuat berbagai pembahasan penting. Seperti diketahui bahwa perubahan iklim atau lebih tepatnya krisis iklim memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan makhluk hidup. Berikut beberapa bahasan dalam COP28.
1. Pencapaian Alur Kerja
Pembahasan Conference of the Parties (COP) UNFCCC ke-28 diantaranya adalah perlunya mencapai kemajuan beberapa alur kerja. Seperti menguraikan rincian fasilitas pembiayaan kerugian dan kerusakan untuk membantu masyarakat menghadapi dampak perubahan iklim.
2. Mendorong Tercapainya Tujuan Global
Mendorong tercapainya tujuan global yang akan membantu mendanai upaya negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim. Mempercepat transisi energi dan keadilan, juga menutup kesenjangan emisi yang sangat besar.
3. Inventarisasi global yang pertama akan berakhir pada UN COP 28 Dubai
Inventarisasi global merupakan proses bagi negara-negara dan pemangku kepentingan untuk melihat kemajuan yang dicapai secara kolektif. Yaitu untuk mencapai tujuan Perjanjian Perubahan Iklim Paris.
Inventarisasi global menunjukkan sekaranglah waktunya untuk bertindak. Inventarisasi global menunjukkan laporan beragam alat dan solusi yang diajukan oleh berbagai negara. Dimana negara-negara menunjukkan bagaimana alat ini akan diterapkan dalam dua tahun ke depan.
4. Zona biru dan Zona Hijau
Zona biru adalah ruang konferensi dan negosiasi formal yang dikelola oleh Perubahan Iklim PBB. Diperuntukkan hanya bagi delegasi Partai, Kepala Negara, pengamat resmi, dan pers terakreditasi.
Zona hijau adalah ruang bagi perwakilan pemuda, seniman, dunia usaha, pengambil keputusan regional dan lokal serta banyak aktor masyarakat sipil. Para delegasi ini akan berdiskusi, presentasi, bertukar ide serta solusi untuk sebuah jaringan.
UN COP28 Dubai menjadi platform yang juga menyediakan zero future. Yaitu suasana yang lebih informal dalam bentuk presentasi, diskusi podium, sesi poster, dan pameran. Tentunya masih berkaitan dengan pembahasan perubahan iklim dunia.
Partisipasi Indonesia dalam UN COP28 Dubai
Sebanyak 70.000 peserta diperkirakan berada di Dubai untuk COP28 termasuk juga delegasi dari Indonesia. Presiden Joko Widodo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dipastikan hadir. Partisipasi Indonesia dalam agenda penting ini dipaparkan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya. Beliau menuturkan bahwa National Statement Indonesia mencakup posisi Indonesia terhadap Global Stocktake.
Pencapaian target kolektif, implementasi aksi mitigasi kemudian juga adaptasi terhadap perubahan iklim memerlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Selain juga dibutuhkan keseimbangan antara aksi, pendanaan mitigasi bersama aksi serta pendanaan adaptasi. Menteri LHK RI, Siti Nurbaya memaparkan bahwa Persatuan Emirat Arab (PEA) sebagai Presidensi UN COP 28 Dubai berkomitmen memastikan penyelenggaraan COP 28 menghasilkan keputusan bermakna.
Hal ini sejalan dengan visi Global Stocktake (GST). Visi tersebut merupakan implementasi Persetujuan Paris sekaligus menjadi highlight dari COP28. Visi ini diharapkan menjadi titik balik untuk akselerasi aksi iklim pada dekade kritis ini. Kini saatnya call for action bagi semua pihak dalam upaya global course-correcting. Meningkatkan solusi yang tercermin pada hasil COP28 Presidential Action Agenda.
Selanjutnya memfokuskan tindakan melalui Four Paradigm Shifts. Menteri LHK juga menambahkan bahwa Indonesia mengambil peran terhadap pesan tentang “be positive and be prepared”. Pesan UN COP28 Dubai tentang upaya pemulihan kepercayaan terhadap multikulturalisme serta memungkinkan just and responsible energy transition.